Akhirnya dengan dia juga takdirmu berujung. Dia yang telah menantikanmu bahkan sejak kau belum baligh, belum mengenal apa arti teman lelaki, belum mahir menarik perhatian lelaki, dan tentu saja belum secantik dan sesempurna wujudmu saat ini. Meskipun dia terlahir dua dekade lebih dulu daripada engkau. Kita tau, pada akhirnya, yang paling gigih berjuang lah yang akan menang. Aku ingat betul dulu kau sering cerita bagaimana laki-laki itu berusaha mendapatkan hatimu. Bahkan iming-iming terbesarnya dulu, dia akan memberangkatkanmu pergi haji jika kau mau menikah dengannya. Sekarang, tagihlah itu! Kurasa dia tidak terlalu buruk hingga mengingkari janjinya sendiri. Sahabat, berjanjilah kau akan menjadi isterinya yang paling baik meski saat ini kau belum mencintainya. Dengan segala kekhilafan masa mudamu: berganti-ganti pasangan dan melakukan yang seharusnya tidak pernah kau lakukan, kurasa laki-laki seperti dia tak banyak di muka bumi ini. Di dunia nyata aku bar...
Penjarakan aku di tempat mana saja yang kau mau, namun pikirku tak kan bisa kau belenggu.