Malam ini.
Tuk ke sekian kali aku
bermimpi Bapak, kemudian menangis.
Di mimpi kali ini Bapak
menyusulku ke Jogja hanya untuk memberikan uang sebesar 100 ribu yang ia
kumpulkan dengan susah payah. Cerita lengkapnya:
Bapak tidak tega melihat
kondisiku berjuang mencari uang untuk kebutuhanku sendiri. Ia kemudian menyusul
ke Jogja bersama orang rumah (Mamak dan kedua adikku). Selama berhari-hari ia
bekerja sebagai tukang bangunan hingga akhirnya di suatu malam ia memintaku
bertemu dengannya di daerah Krapyak. Kutemui Bapak setelah mengajar. Sepeda
kukayuh dan berhenti di depan toko yang terdapat meja dan kursi di
emperannya. Bapak sudah menunggu. Ia bilang hanya ingin menyerahkan uang
100ribu padaku.
S: "Tapi Bapak
nanti ga punya uang kalo itu buat aku."
B: "Iya, tinggal
10ribu ini uang Bapak."
S: "Ya udah uang
itu dipake Bapak aja..."
B: "Ga, Bapak
kemarin bla bla bla (menceritakan rizki" yg selalu ia dan orang rumah
dapatkan meyakinkanku bahwa besok bisa cari uang lagi)
Aku memeluk Bapak, Bapak
menangis, aku juga menangis. Aku bertanya, kalau aku pulang berarti di rumah ga
ada orang? Bapak bilang kalau pulang sehari ga apa-apa, rumah lagi dibangun.
Lalu aku meyakinkan Bapak, aku gak akan pulang.
Kami harus berpisah
karena waktu sudah cukup malam dan aku harus segera pulang ke pondok.
Aku terbangun dan
langsung menangis. Mimpi itu mirip kejadian nyata dua bulan yang lalu. Bapak
menitipkan uang 100ribu untukku lewat Mamak ketika Mamak mau berangkat ke
Kutoarjo. Mamak protes, "Kok aku ga dikasih uang, Sofi dikasih?" (Keterangan valid dari Mamak)
Aku memang sedang
kehabisan uang dan sudah tidak punya simpanan di ATM waktu itu. Bapak kepikiran
aku terus katanya. Padahal kondisi keuangan rumah saat itu juga sedang
habis-habisan karena sawah sedang musim tanam. Dan Bapak harus mengeluarkan banyak uang untuk merawat sawah-sawahnya.
Huft, Bapak pasti saat
ini sedang memikirkanku. Apa yang dia lakukan di mimpi dan di dunia nyata sama
saja. Bagaimana aku bisa mencintai laki-laki lain melebihi kecintaanku padamu,
Bapak? Sementara kau habis-habisan berkorban untukku.
Ya Allah, berilah
kesehatan selalu untuknya. Berilah kekuatan untukku agar bisa membalas semua
yang telah ia lakukan. Berilah daya dan upaya agar hamba bisa membahagiakan
dirinya. Aamiin.
Bengkak lah ini mata
besok pagi. Bapak datang dan memaksaku menahan rindu hingga esok hari. Soalnya
kalau telpon sekarang, aku ga punya pulsa. Selamat tidur, Bapak. Kau lah yang
menjadi alasan langkahku terus melaju menggapai setiap asa. Terima kasih atas
doa, tetes keringat, dan rindu yang selalu kau racik manis di belakangku.
Jangan berhenti mempercayaiku bahwa aku adalah anak sulung istimewa yang akan
mengistimewakanmu selamanya.
Rindu dan cinta paling
hangat, Sofi.
Jogja, pukul 01:31 dinihari Minggu, 5 Maret 2017
Buy Man's Titanium Arm - ITIA GOLD
ReplyDeleteMen's titanium arm. Men's platinum. Man's titanium arm. Men's platinum. titanium tent stove Men's 메이피로출장마사지 platinum. Men's platinum. Men's platinum. titanium septum jewelry Men's 1xbet app platinum. Men's titanium anodizing platinum.