Aku
mengerti mengapa Islam begitu menarik bagi orang yang baru mengenalnya. Berbeda dengan kau yang dilahirkan dalam Islam. Kau tidak diminta untuk memilih ini dan itu. Barangkali masalahnya adalah hidup yang satunya harus diapakan setelah
kita memilih hidup yang ini.
Kau
menganggap orang non-muslim sebagai hedonis. Kau menganggap mereka tak beretika
dan egois. Itu karena begitu lebih mudah daripada kau harus mendamaikan
semuanya. Dan kau berusaha menjadi orang baik di hidupmu yang baru. Kau
berusaha menjadi muslim yang sangat baik. Tapi ketika kau bertemu laki-laki
yang mengatakan bahwa penafsiran yang jauh lebih liberal itu mungkin dilakukan,
sesekali melanggar, berduaan dengan seorang gadis, kemudian bertaubat misalnya. Kaulah gadis itu. Lalu kau mengompromikan segala yang kau yakini agar bisa berada bersamanya di sini. Dan ironisnya, meskipun
keadaan terasa jauh lebih tak pasti dalam banyak hal jika dibandingkan dengan
ketika kehidupanmu adalah eksistensi tak bernama yang diatur oleh keinginan
hati orangtuamu, kau tak bisa menahan keinginanmu untuk berada di sini bersama
laki-laki itu.
Comments
Post a Comment