“Kalau masih belum berhenti mencari,
berarti kau belum menemukan apa yang kau cari.”
Di dunia ini tidak ada hal-hal baik yang tiba-tiba jatuh dari langit,
semua pasti sudah ada yang mengatur, termasuk jodoh termasuk rizki, hanya
terkadang belum sampai saja, kita yang harus menjemputnya. Dengan apa? Dengan doa.
Almarhum Kyai saya pernah berkata bahwa tanda-tanda doa yang mustajabah
adalah ketika seseorang tidak bosan-bosan mengulang doa itu. Contohnya: belum
lama ini, tepatnya hari-hari setelah wisuda adalah saat-saat paling massif
orang-orang mulai menanyakan hal-hal yang sebelumnya jarang ditanyakan pada
saya (you know what I mean). Dan saya
punya jawaban yang cukup menjawab bagi saya tapi tidak menjawab bagi mereka, “Nanti
ya, aku masih pengen belajar, masih pengen jalan-jalan, dan masih pengen jatuh
cinta.”
Saya rasa perkataan di atas menjadi doa yang diulang-ulang tanpa sengaja.
Saya sungguh diberi waktu dan kesempatan oleh Allah untuk lebih banyak belajar
hal-hal lain, jalan-jalan, dan… jatuh cinta. Tidak berapa lama setelah wisuda.
Waktu itu ada tamu yang mengetuk pintu dengan perlahan, pelan tapi pasti
dia tahu kalau saya sedang menanti-nanti seseorang untuk berkunjung. Ya, bagi
saya, tamu dipersilahkan masuk bukan karena dia siapa, melainkan karena waktu
yang tepat. Adapun soal dia siapa, itu bonus.
***
Katanya, ada sesuatu yang menggerakkan kakinya untuk dengan mantap
berkunjung ke sini.
Obrolan kami mengalir deras seperti kawan lama yang bertahun-tahun berpisah
lalu dipertemukan kembali.
Kami membicarakan masa depan dengan visi misi yang, waw, sama.
Kami membicarakan hal-hal yang sebelumnya hanya ada dalam angan kami
masing-masing.
Kami membicarakan isi rumah masing-masing.
Kami membicarakan dapur kami masing-masing.
Lalu baru kali ini saya rasanya sungguh ingin menutup pintu agar tidak
ada yang masuk lagi dan mengganggu obrolan kami.
Waktu berjalan dan saya rasa sudah saatnya mengunci pintu.
Menganggapnya sebagai bagian dari penghuni rumah ini.
Satu dan selamanya.
Comments
Post a Comment