Aku
tidak pernah meminta siapa pun tuk datang di sisiku, termasuk kamu.
Sebab aku tahu, untuk mengerti diriku saja, rumit.
Apa iya aku bisa menjadi sosok pengertian untukmu?
Sebab aku tahu, untuk mengerti diriku saja, rumit.
Apa iya aku bisa menjadi sosok pengertian untukmu?
Aku
tak pernah menahan siapa pun untuk tak pergi dari jiwaku, termasuk kamu.
Sebab aku tahu, untuk menahan gejolak egoku saja, sulit.
Apa iya aku punya kekuatan mempertahankanmu?
Sebab aku tahu, untuk menahan gejolak egoku saja, sulit.
Apa iya aku punya kekuatan mempertahankanmu?
Bila
aku kau kategorikan datang dalam hidupmu menyayangimu, memerhatikanmu, dan
tetap setia menggenggam erat jemarimu meski kau kadang berbuat salah di
belakangku, ketahuilah sungguh itu bukan mauku.
Begitu
juga bila suatu hari kau merasakan upayaku untuk terlepas darimu, ketahuilah,
sungguh itu juga bukan inginku.
Ada sesuatu
yang hanya bisa kita jalani, bukan ciptakan.
Bahwa aku dan kamu bertemu, lalu kelak berpisah bukanlah kemauan kita, tetapi justru kehendak-Nya.
Begitu juga berlaku pada seberapa hebat aku bertahan sekaligus mempertahankan.
Ada peran-Nya yang tak bisa kita tepikan.
Bahwa aku dan kamu bertemu, lalu kelak berpisah bukanlah kemauan kita, tetapi justru kehendak-Nya.
Begitu juga berlaku pada seberapa hebat aku bertahan sekaligus mempertahankan.
Ada peran-Nya yang tak bisa kita tepikan.
Kau
boleh hitung dengan jari, hanya segelintir orang yang benar-benar kusilakan
masuk dalam duniaku.
Masuklah selagi dipersilakan.
Satu, jangan berisik.
Dan jangan pernah memintaku tuk mengunci pintu agar tak ada lagi yang bisa masuk.
Cukup penuhi ruangnya dengan diri dan usahamu, dan bertahanlah sampai masanya.
Tak perlu gaduh bersuara bersamaku.
Masuklah selagi dipersilakan.
Satu, jangan berisik.
Dan jangan pernah memintaku tuk mengunci pintu agar tak ada lagi yang bisa masuk.
Cukup penuhi ruangnya dengan diri dan usahamu, dan bertahanlah sampai masanya.
Tak perlu gaduh bersuara bersamaku.
Pun
juga aku tak akan mengunci pintunya agar kau tak bisa lagi keluar sebelum masanya.
Suatu hari, kalau kau menemukan sifatku jauh dari yang kau harapkan dan kau tak mampu lagi bertahan,
kupersilakan kau pergi dengan tenang.
.
.
.
("Kamu" nakiroh ghoiru maqshudah. "Kamu" orang-orang yang pernah atau yang baru akan singgah dalam hidupku)
Suatu hari, kalau kau menemukan sifatku jauh dari yang kau harapkan dan kau tak mampu lagi bertahan,
kupersilakan kau pergi dengan tenang.
.
.
.
("Kamu" nakiroh ghoiru maqshudah. "Kamu" orang-orang yang pernah atau yang baru akan singgah dalam hidupku)
Comments
Post a Comment