Sejak
kapan kau hadir mengusik perasaan yang sulit disentuh?
Bagaimana
mungkin kau dengan mudahnya membuatku bertekuk lutut menghamba cinta darimu?
Maaf,
terlalu naif bagiku bila langsung mengatakannya padamu.
Maka
kuputuskan tuk gunakan cara yang lebih licik yang kau tak kan tau kalau aku
sesungguhnya sedang mengejarmu.
Diam,
ini rahasia!
Hanya
saja, entah mengapa aku tak pernah menemukan manusia yang memenuhi standar
tersebut.
Adapun
orang-orang yang pernah mengisi hari-hariku dengan lebih istimewa, tak lebih
dari manusia biasa yang selalu kulebih-lebihkan sisi baiknya.
Termasuk
kau.
Sssttt!
Jangan protes dulu.
Kelebihanmu
dari yang lain adalah, kau bersikap sama denganku.
Aku
bisa saja su’udzon dan menganggapmu lelaki pecundang yang tak berani
mengungkapkan perasaanmu terhadap wanita.
Tapi
di mataku kau lain
Aku
justru berhusnudzon dan bersimpati padamu.
Kubilang
dalam hati,
“Mungkin ia ingin fokus atas apa yang dia lakukan saat ini. Aku tak boleh hancurkan konsentrasinya. Aku bukaan agen syaithon. Aku hanya ingin mencintai dengan sederhana, seperti apa yang ia lakukan saat ini, dulu, dan nanti”
“Mungkin ia ingin fokus atas apa yang dia lakukan saat ini. Aku tak boleh hancurkan konsentrasinya. Aku bukaan agen syaithon. Aku hanya ingin mencintai dengan sederhana, seperti apa yang ia lakukan saat ini, dulu, dan nanti”
Yogyakarta,
18 Oktober 2013
Comments
Post a Comment