Terkadang masih
Kutemukan jejak tapak
kakiku yang mungil di setiap jalan
Membelah fokusku
Membawaku ke dimensi
yang lain
Di tempat yang ada dia
Yang aku masih bisa
merengek meminta ini dan itu
Yang aku masih dan
selalu diperlakukan bak putri kecil yang lucu dan menyebalkan
Terkadang masih
Sikap egois yang ada
dalam diri ini melawan semua kesabaran yang ia miliki
Menentang arus
gemericik rinai kasih dan sayangnya
Melawan dengan segenap
tindakan bodoh yang menyakiti perasaannya
Terkadang masih
Gadis bodoh ini tak
peka dengan sentuhan doa lembut jarak jauhnya
Padahal, sedikit saja
diri ini gelisah, ia langsung menelepon dan bertanya
Mengapa begitu dapat?
Peka sekali rasanya
Membuktikan betapa
besar rasa sayang yang ia punya untukku
Betapa banyak ASI yang
ia beri
Hingga darahnya
mengalir di tubuhku
Terkadang masih
Diri ini bebal dan
banyak menuntut
Tak sabar dan selalu
ingin dilayani
Tak hormat padanya
Lupa atas hutang-hutang
kebaikannya yang tak kan pernah bisa terbalas
Ibu,
Aku tak yakin dosaku
padamu lebih ringan dari Malin Kundang pada ibunya
Aku tak yakin tak
menjadi batu seandainya ibuku adalah ibu yang sama dengan ibunya Malin Kundang
Ibu,
Mengapa jauh kurasa
pelukmu dekat?
Ibu,
Maaafkan kesalahan
gadismu yang sekeruh abu
Ibu
Terkadang masih
Dan kau selalu memberi
maaf
Yogyakarta,
18 November 2013, 16:39
Comments
Post a Comment