Skip to main content

Jealosy With Me?





                "Cemburu adalah perahu Nabi Nuh yang tergenang di dalam hati yang karam.
Lalu naiklah ke geladak perahu itu, binatang yang berpasang-pasangan yakni perasaan tak berdaya—ingin mengalahkan; rencana-rencana jahat--penyesalan; kesedihan--gengsi; kemarahan--keputusasaan; ketidakadilan--mengasihani diri.''
(Andrea Hirata - Laskar Pelangi)
                                                                                                                                                                    
            Malam itu tiba-tiba saja semua berubah. Kau menjadi sangat dingin, tidak bersahabat, dan sangat menyebalkan. Aku tau dalam kondisi tertentu kau memang bisa berubah menjadi siapa saja yang lain dari dirimu. Tapi belum kuketahui pasti kondisi-kondisi apa yang bisa membuatmu seperti itu.

                                                                                                                                                                    
            Ada hal baru yang kupelajari darimu saat itu, kemarin, dan waktu-waktu lain ketika aku mulai tak mengerti bagaimana cara menghadapimu. Yang salah diriku kah? atau kau sendiri yang punya masalah? Bagaimana aku tahu kalau tak ada yang memberi tahu.
                                                                                                                                                                     
        Hey, bukankah lebih mudah kalau kau katakan dari awal kalau saat itu kau sedang “cemburu”. Katakan saja apa yang membuatmu cemburu. Biar aku juga tahu, biar aku mengerti hal sekecil apa yang salah di matamu, biar aku tidak mengulangi. Karena aku tak mau kehilanganmu.
                                                                                                                                                                   
           Tapi aku senang kalau kau cemburu. Aku merasa ada, aku merasa berharga di matamu. Karena kau tak mungkin mengatakan hal itu dengan bibirmu kan? Karena aku bukan siapa-siapa, lebih tepatnya belum menjadi “siapa-siapa”. Maka bahasa tubuhmu, caramu marah padaku, caramu menegurku, aku menikmatinya sebagai bentuk rasa yang belum dapat kau urai padaku dengan kata ^_^
                                                                                                                                                       
            Ajari aku lebih peka... Jika memang engkau... Semoga, aamiin.
#Buat seseorang di sana, yang aku tak berani mengirimkan ini padanya...

Comments

Most read

Di Balik Bait yang Menyentuh Hati 2

Kali ini tentang cinta. Cerdasnya itu orang yang bisa menghubung-hubungkan bait-bait alfiyah dengan cinta. Mewakili kegamanganku pula isinya. Wes jannn... santri Sarang!!! Ini saya beri sedikit tambahan kata-kata dari saya. Meskipun begitu, ide pokoknya tetap dari teman saya itu. Sayangnya, sepertinya ada yang terdistorsi karena keteledoran saya. Mau nyari lagi ketemunya lama... Ah, ya udah ini dulu ya ^_^ "Faqod yakunaani munakkaroini, kama yakunaani mu'arrofaini” "Alfiyah Ibnu Malik bab Atof bait 537" Terkadang pasangan suami istri itu ditemukan secara kebetulan sama tidak mengenalnya, dan terkadang keduanya sudah mengenal sejak kecil. Menikah adalah saat dimana ketidaksempurnaan bukan masalah yang dipermasalahkan Saat dimana ketulusan diikatkan sebagai senyum kasih Saat dimana kesendirian dicampakkan sebagai kebersamaan Saat dimana kesetiaan harga mati yang tak bisa dilelang Gadis perawan bagaikan penghalang dan satir bagi laki-laki yang