Sabtu, 22 Agustus 2015 Saya tidak akan lupa hari ini. Hari dimana Allah memanggil teman sekaligus tetangga dekat saya Arif Prasetyo setelah sekian lama mengidap kanker hati dan baru diketahui ketika sudah sampai stadium akhir pada bulan Juni kemarin. Mengenangnya sama dengan mengenang orang yang sangat saya benci kehadirannya pada waktu itu. Dia adalah orang pertama di Jungpasir yang menyatakan perasaan sukanya terhadap saya, menyatakan dengan cara yang sangat menyeeebalkan. Kehadirannya sangat mengganggu masa-masa orientasi saya di lingkungan baru, desa Jungpasir. Takdir menjodohkan kami sehingga harus bertemu sepanjang hari, pagi satu kelas yang sama di MIN Jungpasir, siang satu sekolah yang sama di Madrasah Diniyah Awwaliyah Jungpasir hanya saja dia satu tingkat di atas saya, dan yang paling menyebalkan, rumah baru keluarga saya berada di gang yang sama dengannya, walhasil malam pun harus bertemu dia lagi, duduk satu majlis di tempat mengaji yang sama dengan guru yang s
Penjarakan aku di tempat mana saja yang kau mau, namun pikirku tak kan bisa kau belenggu.