Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

SKRIPSI eps 2

Kepulangan Beliau Memulai Segalanya Pada hari Senin di penghujung Desember (26/12) setelah saya mengirimkan revisian, beliau mengatakan kalau besok Rabu sudah di Jogja. Seperti petir menggelegar di musim kemarau, antara kaget, takut, dan senang bercampur jadi satu. Kaget karena tiba-tiba pulang, takut karena saya seperti belum siap, senang karena artinya saya tidak harus bimbingan jarak jauh lagi. Jum’atnya, tanggal 30 Desember saya segera menemui beliau di kampus untuk pertama kalinya bimbingan resmi secara langsung. Saat itu saya mengecewakan beliau karena banyak PR-nya yang belum saya kerjakan seperti melengkapi borang bimbingan, tanda tangan, mencari tau di buku ini di buku itu, dan saya terima dengan legowo kejengkelan beliau akibat kelalaian saya menunda-nunda melakukan semuanya hingga terlena. Niatnya, paginya saya mau selesaikan, eh tapi jam 11 laptop saya tiba-tiba tidak mau nyala. Hahaha Berbekal proposal yang sudah mengalami berkali-kali revisi, beliau langsung me

SKRIPSI eps 1

“Katanya, cobaan dan kesulitan adalah tanda sayang Allah terhadap kita. Lalu, kalau selalu diberi kemudahan apakah itu artinya Allah tidak sayang terhadap kita?” Pertanyaan itu sesekali muncul di kepala saya akhir-akhir ini. Pasalnya saya merasa Allah selalu memberi kemudahan terhadap saya, ketika skripsi misalnya. Alhamdulillah oleh karenanya saya sidang skripsi pada tanggal 21 Februari 2017. Banyak yang tercengang, banyak yang kagum, banyak juga yang nyinyir :D. Yang nyinyir adalah orang-orang yang hanya tahu hasil akhir sehingga menyimpulkan sendiri sesuai keinginannya. Orang-orang itu bilang: Ya wajar skripsimu cepet, kan ga pake ambil data segala; Di kampusku nemui dosen susah banget e makanya ga kelar-kelar; Kakak angkatanku ada yang sampe semester 14  belum lulus soalnya emang ngerjain skripsi di tempatku tuh terkenal paling susah; Kalo aku di jurusanmu paling juga aku udah lulus; masih banyak lagi alasannya. Dan saya seperti  biasa, tidak ambil pusing. Senyumin ajah.

Sedih itu Ketika...

Sedih itu ketika... Setengah mati kamu menahan hasratmu untuk tidak ikut-ikutan yang lain, tetap menjaga status lajang, berusaha tegar menghadapi semua persoalan seorang diri, berusaha agar tidak berkeluh kesah karena butuh perhatian dari lawan jenis, dan berpura-pura mengabaikan orang-orang yang semestinya kamu sayang dan kamu doakan tiap malam. Tidak lain adalah karena kamu ingat kedudukanmu sebagai seorang kakak dengan dua adik kandung dan banyak sekali adik yang bukan kandung. Adalah karena kamu tidak ingin adik-adikmu membangkang orang tua untuk tidak pacaran dengan alasan kakaknya juga begitu. Adalah karena kamu ingat, ada orang-orang yang menjadikanmu sebagai role model entah seberapa pun itu. Adalah karena ada guru-guru yang selalu menyanjungmu berbeda dengan yang lain. Adalah karena ada banyak nama baik yang harus kau jaga. Adalah karena kamu lebih tua, dan yang muda selalu ingin meniru yang lebih tua. Tapi di sisi lain, orang-orang yang seharusnya lebih bertanggung