Skip to main content

Sedih itu Ketika...


Sedih itu ketika...
Setengah mati kamu menahan hasratmu untuk tidak ikut-ikutan yang lain, tetap menjaga status lajang, berusaha tegar menghadapi semua persoalan seorang diri, berusaha agar tidak berkeluh kesah karena butuh perhatian dari lawan jenis, dan berpura-pura mengabaikan orang-orang yang semestinya kamu sayang dan kamu doakan tiap malam. Tidak lain adalah karena kamu ingat kedudukanmu sebagai seorang kakak dengan dua adik kandung dan banyak sekali adik yang bukan kandung. Adalah karena kamu tidak ingin adik-adikmu membangkang orang tua untuk tidak pacaran dengan alasan kakaknya juga begitu. Adalah karena kamu ingat, ada orang-orang yang menjadikanmu sebagai role model entah seberapa pun itu. Adalah karena ada guru-guru yang selalu menyanjungmu berbeda dengan yang lain. Adalah karena ada banyak nama baik yang harus kau jaga. Adalah karena kamu lebih tua, dan yang muda selalu ingin meniru yang lebih tua.

Tapi di sisi lain, orang-orang yang seharusnya lebih bertanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya apalagi yang sedang menempuh pndidikan agama agar tidak terjerumus, justru dengan seenak hati mencoba mendekatkan mereka agar saling berpasangan. Membantu satu pihak untuk mendekatkan pihak lain. Menjodoh-jodohkan satu anak dengan yang lain. Membuat pertemuan agar mereka saling jadian.

Buat belajar, kata mereka. Memanglah pelajaran paling berharga adalah kesalahan yang telah lewat. Tapi memberi pelajaran kepada adik sendiri atau bahkan anak orang lain, apa harus membuat mereka tersandung kesalahan terlebih dahulu? Membuat mereka terjerumus dosa terlebih dahulu? Mencintai itu tidak dosa, katamu. Mencintai memang tidak dosa, tapi caramu memasangkan mereka, membuat pertemuan untuk mereka, menjodohkan mereka, adalah seperti bisikan lembut setan di telinga kanan, masuk ke dalam hati.


Comments

Most read

Di Balik Bait yang Menyentuh Hati 2

Kali ini tentang cinta. Cerdasnya itu orang yang bisa menghubung-hubungkan bait-bait alfiyah dengan cinta. Mewakili kegamanganku pula isinya. Wes jannn... santri Sarang!!! Ini saya beri sedikit tambahan kata-kata dari saya. Meskipun begitu, ide pokoknya tetap dari teman saya itu. Sayangnya, sepertinya ada yang terdistorsi karena keteledoran saya. Mau nyari lagi ketemunya lama... Ah, ya udah ini dulu ya ^_^ "Faqod yakunaani munakkaroini, kama yakunaani mu'arrofaini” "Alfiyah Ibnu Malik bab Atof bait 537" Terkadang pasangan suami istri itu ditemukan secara kebetulan sama tidak mengenalnya, dan terkadang keduanya sudah mengenal sejak kecil. Menikah adalah saat dimana ketidaksempurnaan bukan masalah yang dipermasalahkan Saat dimana ketulusan diikatkan sebagai senyum kasih Saat dimana kesendirian dicampakkan sebagai kebersamaan Saat dimana kesetiaan harga mati yang tak bisa dilelang Gadis perawan bagaikan penghalang dan satir bagi laki-laki yang