Skip to main content

An Advice #2


"Kasih sayang sejati itu menenangkan, bukan menggelisahkan.
Kasih sayang sejati itu obat, bukan justru racun yang menyakitkan.
Kasih sayang sejati itu menggerakkan pada ranah kebaikan, bukan saling diam di atas kemunkaran.
Kasih sayang sejati itu, hmm, mampu meredam amarah dan menggantinya dengan maaf yang disertai perubahan.
Pastinya, kasih sayang sejati akan mendekatkan pada Sang Maha Penyayang Hakiki, bukan justru menodai syariat-Nya.
Jikalau berkasih sayang hanya untuk "dunia", sebentar lagi raga ini pun akan melebur bersama tanah. Tentu akan ada perpisahan. Namun, kalaulah berkasih sayang karena-Nya, tiada kata perpisahan, meski usai kematian. Justru yang ada ialah kebersamaan abadi di surga-Nya kelak. Semoga.
Lantas, kau mau disayangi seperti apa, Saudariku? Sahabatku?"
(Mb Mardhiyan N)

Terima kasih, Mba. Tapi saya bukan hanya ingin disayangi seperti itu.
Sembilan belas tahun adalah waktu yang sangat singkat untuk merasakan betapa bahagianya tinggal di lingkaran yang utuh, disayangi sedemikian rupa oleh mereka orang-orang yang menjadi bagian dari hidup saya. Bukan sekedar dimanja atau dicukupi kebutuhan materi dan limpahan cinta... Tapi lebih... dan lebih dari itu.

Selalu  ada jari lembut yang selalu sedia mengusap ketika air mata berurai, menyediakan pelukan sebagai tempat isakan,
Ada yang dengan penuh kasih sayang menuangkan sedikit air ke cakupan tangan ketika kehausan,
Ada yang dengan penuh cinta membagi sedikit yang dia punya untuk dinikmati bersama-sama,
Ada yang tak pernah lelah menyemangati untuk terus mengejar mimpi,
Dan yang paling patut disyukuri dari semuanya adalah...
selalu ada teman untuk bersaing prestasi, hafalan, sekaligus tempat bertanya dan berkeluh kesah.

Mereka ada dan bisa kusebut namanya satu per satu.
Semoga Allah selalu menjaga mereka dalam limpahan cinta dan kasih sayang seluruh penghuni langit dan bumi.

Sembilan belas tahun begitu singkat, tapi kematian bisa lebih singkat.
Maka bukan saatnya lagi untuk minta disayangi sedemikian rupa. Kalau bisa memberi, mengapa harus meminta?
Saya ingin menyayangi orang-orang terdekat saya dengan cara seperti itu, cara sebagaimana saya disayangi sepanjang usia saya saat ini.

Comments

Most read

Di Balik Bait yang Menyentuh Hati 2

Kali ini tentang cinta. Cerdasnya itu orang yang bisa menghubung-hubungkan bait-bait alfiyah dengan cinta. Mewakili kegamanganku pula isinya. Wes jannn... santri Sarang!!! Ini saya beri sedikit tambahan kata-kata dari saya. Meskipun begitu, ide pokoknya tetap dari teman saya itu. Sayangnya, sepertinya ada yang terdistorsi karena keteledoran saya. Mau nyari lagi ketemunya lama... Ah, ya udah ini dulu ya ^_^ "Faqod yakunaani munakkaroini, kama yakunaani mu'arrofaini” "Alfiyah Ibnu Malik bab Atof bait 537" Terkadang pasangan suami istri itu ditemukan secara kebetulan sama tidak mengenalnya, dan terkadang keduanya sudah mengenal sejak kecil. Menikah adalah saat dimana ketidaksempurnaan bukan masalah yang dipermasalahkan Saat dimana ketulusan diikatkan sebagai senyum kasih Saat dimana kesendirian dicampakkan sebagai kebersamaan Saat dimana kesetiaan harga mati yang tak bisa dilelang Gadis perawan bagaikan penghalang dan satir bagi laki-laki yang