Skip to main content

Untukmu, Teman Berlari



Kuhitung-hitung, sudah cukup lama ternyata kita berlari bersama. Berbagi apapun yang kita temui di medan juang masing-masing. Medan yang berbeda, walau pada hakikatnya aku selalu percaya bahwa kita lari sama-sama.

Ingat tidak? Kita pernah menikmati pantai bersama, menyusuri sungai yang panjang sama-sama, melewati jalan menanjak dan berliku sama-sama. Seharusnya sejauh itu pula aku bisa memahamimu. Tapi nyatanya aku masih terbata-bata membacamu. Dan aku selalu egois, menghujani dirimu dengan kata-kata seenak perutku, memojokkanmu, menanyaimu macam-macam hingga puas batinku.

Kau tau, di saat itu sebenarnya aku tengah memarahi diri sendiri yang ternyata serapuh daun kering yang siap terbakar matahari. Pada akhirnya aku hanya meminta maaf dengan kata-kata yang tak pernah bisa aku ucapkan: “Maaf aku terlalu menyayangimu, hingga seperti ini.” Tapi bukan itu yang keluar di lisan ataupun tulisan. Aku hanya meminta maaf sewajarnya. Seolah baru saja menumpahkan es krim di bajumu.

Untuk kau teman berlari, terima kasih sudah selalu sabar mengiringi. Kahadiranmu, sejak pertama hingga saat ini adalah keajaiban bagiku.

Comments

Most read

Di Balik Bait yang Menyentuh Hati 2

Kali ini tentang cinta. Cerdasnya itu orang yang bisa menghubung-hubungkan bait-bait alfiyah dengan cinta. Mewakili kegamanganku pula isinya. Wes jannn... santri Sarang!!! Ini saya beri sedikit tambahan kata-kata dari saya. Meskipun begitu, ide pokoknya tetap dari teman saya itu. Sayangnya, sepertinya ada yang terdistorsi karena keteledoran saya. Mau nyari lagi ketemunya lama... Ah, ya udah ini dulu ya ^_^ "Faqod yakunaani munakkaroini, kama yakunaani mu'arrofaini” "Alfiyah Ibnu Malik bab Atof bait 537" Terkadang pasangan suami istri itu ditemukan secara kebetulan sama tidak mengenalnya, dan terkadang keduanya sudah mengenal sejak kecil. Menikah adalah saat dimana ketidaksempurnaan bukan masalah yang dipermasalahkan Saat dimana ketulusan diikatkan sebagai senyum kasih Saat dimana kesendirian dicampakkan sebagai kebersamaan Saat dimana kesetiaan harga mati yang tak bisa dilelang Gadis perawan bagaikan penghalang dan satir bagi laki-laki yang