Skip to main content

Puisi - Maskam UGM

                      
Kaum Beragama Negeri Ini

Tuhan, lihatlah betapa kaum beragama negeri ini
mereka tak mau kalah dengan kaum beragama lain di negeri-negeri lain,
demi mendapatkan ridha Mu
mereka rela mengorbankan saudara-saudara mereka
untuk berebut tempat terdekat di sisi Mu
mereka bahkan tega menyodok dan menikam hamba-hamba Mu sendiri
demi memperoleh rahmat Mu
mereka memaafkan kesalahan dan mendiamkan kemungkaran
bahkan mendukung kelaliman
untuk membuktikan keluhuran budi mereka
terhadap setanpun mereka tak pernah berburuk sangka


Tuhan, lihatlah betapa baik kaum beragama negeri ini
mereka terus membuatkan Mu rumah-rumah mewah
di antara gedung-gedung kota hingga tengah-tengah sawah
dengan kubah-kubah megah dan menara-menara menjulang
untuk meneriakkan nama Mu
menambah segan dan keder hamba-hamba kecil Mu
yang ingin sowan kepada Mu

Nama Mu mereka nyanyikan dalam acara hiburan
hingga pesta agung kenegaraan
mereka merasa begitu dekat dengan Mu
hingga masing-masing merasa berhak mewakili Mu

yang memiliki kelebihan harta membuktikan kedekatannya
dengan harta yang Engkau berikan
yang memiliki kelebihan kekuasaan membuktikan kedekatannya dengan kekuasaan yang Engkau limpahkan
yang memiliki kelebihan ilmu membuktikan kedekatannya
dengan ilmu yang Engkau karuniakan
mereka yang Engkau anugerahi kekuatan
seringkali bahkan merasa diri Engkau sendiri

Mereka bukan saja ikut menentukan ibadah
tapi juga menetapkan siapa ke sorga siapa ke neraka
mereka sakralkan pendapat mereka
dan mereka akbarkan semua yang mereka lakukan
hingga takbir dan ikrar mereka
yang kosong bagai perut bedug
Allahu Akbar Walillahil Hamd
-Gus Mus-

Tuhan, malam ini istimewa sekali...
Terima kasih telah memberi saya kesempatan untuk melewati malam ini.
Terima kasih telah memberi saya kesempatan untuk membacakan puisi di atas di tempat favorit saya di kampus, masjid kampus UGM.

Meski tak begitu bagus –atau malah jangan-jangan memang tidak bagus? Ya sudahlah, setidaknya suara merdu Mbak Himmah telah mengalihkan perhatian penonton terhadap buruknya pembacaan puisiku, hehehe
Semoga masih dan terus berlangsung acara Halal bi Halal seperti ini setiap tahun.

Terima kasih PMII dan KMNU UGM, terima kasih seluruh keluarga muslim Universitas Gadjah Mada.

Comments

Most read

Di Balik Bait yang Menyentuh Hati 2

Kali ini tentang cinta. Cerdasnya itu orang yang bisa menghubung-hubungkan bait-bait alfiyah dengan cinta. Mewakili kegamanganku pula isinya. Wes jannn... santri Sarang!!! Ini saya beri sedikit tambahan kata-kata dari saya. Meskipun begitu, ide pokoknya tetap dari teman saya itu. Sayangnya, sepertinya ada yang terdistorsi karena keteledoran saya. Mau nyari lagi ketemunya lama... Ah, ya udah ini dulu ya ^_^ "Faqod yakunaani munakkaroini, kama yakunaani mu'arrofaini” "Alfiyah Ibnu Malik bab Atof bait 537" Terkadang pasangan suami istri itu ditemukan secara kebetulan sama tidak mengenalnya, dan terkadang keduanya sudah mengenal sejak kecil. Menikah adalah saat dimana ketidaksempurnaan bukan masalah yang dipermasalahkan Saat dimana ketulusan diikatkan sebagai senyum kasih Saat dimana kesendirian dicampakkan sebagai kebersamaan Saat dimana kesetiaan harga mati yang tak bisa dilelang Gadis perawan bagaikan penghalang dan satir bagi laki-laki yang