Skip to main content

Hello April, Thanks for the Surprises



Bulan ini banyak sekali pelajaran selain dari perkuliahan yang saya terima, mulai dari pelajaran pedagogis, matematika, IPA, ekonomi, medis, dan yang paling penting, tetang ketabahan mengarungi hidup.  Eaa, alay.

Sebenarnya kalau mau dirunut semua ini berawal dari akhir Maret, minggu uts. Mulai akhir Maret, job mengajar privat padat sekali karena anak-anak menjelang ujian. Mulai akhir Maret, uts berlangsung (sebenarnya ini tidak terlalu penting diceritakan karena memang sudah seharusnya berlangsung). Mulai akhir Maret, kaki saya yang mulanya luka ringan biasa di bagian dalam jari telunjuk, mulai menjalar ke mana-mana akibat infeksi karena sering terkena air hujan. Dan ini dia yang tak kunjung berakhir sampai pertengahan April ini.

Infeksi, Praktik Fiqih Subbab Muzzah
Oleh karena uts di fakultas saya tidak dijadwalkan alias uts terserah dosen tiap-tiap mata kuliah, maka ujian itu terasa lamaaa sekali, tiga minggu. Padahal sih selo. Selo sih, tapi menyiksa. Why? Tau kan kalo anak kuliah yang sedang banyak tugas itu pasti kerjanya riwa-riwi ke perpus, fotokopian, atau paling tidak cari wifi. Dan di saat ribut-ribut itulah kaki ini butuh perhatian lebih, minta dimanja. Luka, bengkak, perih, berdarah, bernanah, iuuggghhh… sampai-sampai saya nangis tiap kali mandi (alah emang cengeng).
Upaya penyembuhan mandiri sudah dilakukan, seperti: membersihkan luka menggunakan Na Cl tiap kali setelah terkena air karena mandi maupun wudhu (5x bahkan lebih dalam sehari) lalu membungkusnya dengan kasa. Upaya itu dilakukan sejak saya merasa luka ini semakin parah (28/3) sampai akhirnya saya sempat ke GMC karena saran dari orang-orang sekitar saya.  Sebelum menggunakan Na Cl, sempat terbesit juga untuk mensterilkan luka ini dengan merendamnya menggunakan air panas tambah garam. Tapi apa daya, malam sebelum itu saya sempat tidak kebagian air panas dari mas-mas yang memasak air untuk mujahadah. Sedang untuk beli pun terlalu malam, tidak ada toko yang buka kecuali burjo.
Kamis siang setelah presentasi (yang memalukan) saya langsung ke GMC. Baru duduk di kursi pasien ruang dokter, saya langsung dirujuk ke ruang tindakan. Tanpa basa-basi, pengantar, penenang atau apalah kaki saya langsung dibersihkan, diolesi obat, diperban, dan diminta untuk tidak membukanya sampai hari Sabtu (2/4). Omaigat, 3 hari, bayangkan! Coba kalau tadi dokternya bilang, kan saya bisa wudhu dulu supaya sholat 3 hari tidak perlu qodlo’. Nasi sudah menjadi bubur, yasudah… selama kaki diperban, niat sholatnya lihurmatil waqti. Berapa rokaat yang harus saya ganti? Ya, 34 rokaat. Terima kasih Ya Allah, telah memberi saya kesempatan untuk merefresh pelajaran fiqih dan  mempraktikkannya sekaligus.

Jerawat, Jangan Nggeratil Tangannya
Sabtu itu kaki saya mulai mengering meskipun masih harus dirawat mandiri menggunakan Na Cl dan salep dari dokter. Tugas-tugas yang terbengkalai mulai tersentuh. Jum’at pagi setelah lembur menyelesaikan buku antologi puisi abal-abal saya segera menuju fotokopian terdekat untuk mencetak buku abal-abal saya itu. Siangnya ketika mandi, pipi bawah mata kiri saya bengkak besar sekali seperti habis berkelahi. Keren! Apa ini? Kaget bukan main. Lawong jerawat sekecil mikroupil (soalnya kecil banget) saja saya tidak tahan keberadaannya, apalagi sebesar ini?!
Usut punya usut, bengkak ini di bagian yang sama persis sering saya pencet-pencet karena keberadaan sebiji jerawat batu mikroupil. Pikiran saya satu, jangan-jangan iritasi karena sering disentuh. Kalau di bagian wajah memang saya tidak sabar. Esoknya, hari Sabtu saya langsung ke GMC. Dokternya sempat khawatir kalau ini efek dari obat infeksi kaki, lhawong habis dari sana. Tapi ujungnya hanya diberi salep kulit obat bisul/jerawat sekaligus penghilang radang. Info dari teman-teman saya, bisul itu sakit, membesar, lelah, dan kalau meletus mengerikan. Saya tak kuasa membayangkan kejadian itu di bawah mata saya, akhirnya saya putuskan untuk mengobatinya dari dalam. Obat apakah ituh? Yea, Kapsida Bersih Darah Kembang Bulan. Sebotol berisi 12 kapsul, sekali minum 2 kapsul, sehari 3 kali minum. Maka 2 hari pun kapsul habis. Lumayan kempes sedikit, tidak jadi meletus, dan masih berbekas.

Kehilangan, Proses Menabung
Kehilangan apa hayo? Orang yang disayang? Eaakkkk, memiliki saja belum og kehilangan. Bukan, tapi kehilangan tempet pensil butut warna pink kesayangan saya. Itu memang bukan dompet, tapi semua kartu-kartu penting ada di situ: KTP, KTM sekaligus ATM Mandiri, SIM, kartu RSGM UGM, dan flashdisk sandisk 8 GB. Untung ATM BNI dan STNK motor terpisah di tas. Dan untungnya lagi saya punya fotokopian kartu-kartu yang hilang tersebut. Kalau KTP sih memang sudah saatnya ganti karena itu KTP jadul, dibuat tergesa-gesa sebelum berangkat ke Jogja (bukan E-KTP). Sedangkan SIM baru bisa dibuat di Jogja karena ada fotokopiannya (tapi belum buat sih, masih berharap ketemu).
Kejadiannya seminggu yang lalu, Rabu (6/4). Saya merasa tidak lalai menaruhnya di sembarang tempat, tapi kok di tas tidak ada? Kalau memang diambil orang, buat apa to wong bentuknya juga bukan dompet. Itu adalah wadah serbaguna yang dibawa ketika masuk perpustakaan, masuk swalayan, dan masuk tempat-tempat lainnya (padune gak punya dompet). Apakah pencurinya adalah secret admirer saya? (Pede sekalih). Dan sampai hari ini belum ada yang mengembalikan. ATM mandiri dan KTM sudah selesai diurus walaupun yang lain belum. Tapi dari kejadian ini, saya mendapat hikmah, terutama dalam hal pengelolaan keuangan. Karena mengurus ini, saya jadi tau kalau sekarang ada Mandiri Tabungan Rencana, ada tabungan dalam tabungan. Sistemnya yaitu setiap bulan secara otomatis saldo akan diambil oleh bank sesuai jumlah yang disepakati dan hanya bisa diambil dalam jangka setahun setelah mendaftar, bunganya lebih besar daripada tabungan biasa, haha. Jadi ikut deh… alhamdulillah, diniati tabungan masa depan.

Rujuk Bedah
Bekas bengkak pipi saya dua minggu yang lalu itu belum sembuh. Padahal saya rawat pagi, siang, sore, malam, bahkan parahnya saya pencet-pencet lagi. Huh, penasaran sih, apa deh di dalamnya?
Sek sek, ternyata belum genap dua minggu. Tapi rasanya lamaaa sekali. Maka siang tadi saya putuskan mendadak: mampir GMC! Dokternya tau dalam waktu dekat saya sudah periksa beberapa kali dan sudah diberi salep kulit (yaiyalah ada rekam medisnya).
Dokter bilang, ini adalah proses penyembuhan luka yang kurang sempurna. Di dalamnya terdapat lemak. Hal ini dinamakan suprema atau inflema, atau apa ya tadi? Yah lupa -____- Bisa disebabkan digigit serangga dan bisa disebabkan oleh iritasi (disentuh-sentuh oleh tangan yang tidak higienis). Betuuuul sekali, Dok. Tangan saya memang geratil, terutama kalau ada sesuatu di bagian wajah.
Bekas ini bisa diangkat, bisa didiamkan saja. Tapi kalau didiamkan saja, entah kapan bisa hilang, wallahu a’lam. Dan saya diberi surat rujukan ke dokter bedah RS Akademik UGM untuk menjalani semacam operasi. FYI, dokternya hanya ada sampai pkl 12 siang. Jadi saya harus ke sana kalau tidak besok pagi, besok Sabtu. Kemungkinan besar besok Sabtu sih, karena besok pagi sudah ada agenda, membengkelkan sepeda pancal karena rindu sepedahan. Naik motor rasanya hambar. Kata Ibunda, “Ra ono rekasa-rekasane”. Iya, cari ilmu kurang greget kalau tidak kesusahan.

Penutup
Sebenarnya malu sih menceritakan ini di blog. Cerita yang tak ada sangkut-pautnya dengan orang lain. Di saat orang-orang sedang sibuk melawan ketidakadilan, membela kaum lemah, memikirkan nasib bangsa, saya justru masih sibuk dengan urusan diri sendiri dan malah asik menceritakannya seolah butuh belas kasihan. Enggak ya, bukan butuh belas kasihan. Kalo perhatian iya, eaaaak. Enggak! Niatnya untuk memorandum kok supaya tidak lupa saya pernah mangalami hal seperti ini. Mengalami dalam keadaan tidak punya sandaran kecuali Tuhan. Ea, gapapah.
Hamba masih berharap tempat pensil itu ketemu. Dan semoga operasinya lancar, tidak meninggalkan bekas, kulit mulus seperti pantat bayi.

Ya Allah, beri hamba pelajaran berharga tapi jangan yang seperti ini lagi yah… hehe. Kalau boleh reques, pelajaran yang jika itu pahit, hamba bisa memetik hikmahnya tanpa perlu mengalami. Atau pelajaran yang kalau itu berupa ni’mat, hamba bisa memetiknya tanpa harus kehilangan ni’mat itu. Terima kasih loh Ya Allah telah mendengar doaku, Kau Tuhanku yang Paling Baik. Salam sembah sujudku hanya untuk-Mu.

#Soal  bedah, tunggu selanjutnya ya

Comments

Most read

Di Balik Bait yang Menyentuh Hati 2

Kali ini tentang cinta. Cerdasnya itu orang yang bisa menghubung-hubungkan bait-bait alfiyah dengan cinta. Mewakili kegamanganku pula isinya. Wes jannn... santri Sarang!!! Ini saya beri sedikit tambahan kata-kata dari saya. Meskipun begitu, ide pokoknya tetap dari teman saya itu. Sayangnya, sepertinya ada yang terdistorsi karena keteledoran saya. Mau nyari lagi ketemunya lama... Ah, ya udah ini dulu ya ^_^ "Faqod yakunaani munakkaroini, kama yakunaani mu'arrofaini” "Alfiyah Ibnu Malik bab Atof bait 537" Terkadang pasangan suami istri itu ditemukan secara kebetulan sama tidak mengenalnya, dan terkadang keduanya sudah mengenal sejak kecil. Menikah adalah saat dimana ketidaksempurnaan bukan masalah yang dipermasalahkan Saat dimana ketulusan diikatkan sebagai senyum kasih Saat dimana kesendirian dicampakkan sebagai kebersamaan Saat dimana kesetiaan harga mati yang tak bisa dilelang Gadis perawan bagaikan penghalang dan satir bagi laki-laki yang