Skip to main content

Teruntuk Suamiku


Aku sering bertanya-tanya, kebaikan apa yang dulu pernah kulakukan sehingga Allah membalasnya dengan kehadiranmu dalam hidupku?
Sampai sekarang aku belum menemukan jawabannya kecuali anggapan bahwa semua ini adalah murni kasih sayang pemberian dari-Nya.

Dulu aku tidak percaya ada laki-laki sepertimu. Sebab memang tidak pernah aku temui yang sesempurna engkau selama hidupku. Sempurna menurut doa yang kupanjatkan pada Tuhanku beberapa tahun yang lalu.

Kau adalah pria yang tatapannya selalu mampu membuatku merasa dicintai. Aku selalu merasa aman bila ada kau di dekatku. Kau adalah pria yang doa-doa baiknya senantiasa mendekapku sebelum aku jatuh tertidur. Kau pasti menghentikan aktivitasmu bila melihatku mulai murung. Lalu kau mendekat dan memelukku seolah tak ingin kesedihan sekecil apapun hinggap lama-lama dalam benakku.

Kau tak pernah tega melihatku kelelahan. Tanganmu menengadah, selalu siap kalau-kalau aku membutuhkan bantuanmu. Seletih apapun engkau dari pekerjaan dan tanggung jawabmu, kau tak pernah menumpahkan kekesalan emosimu padaku. Aku tau engkau lelaki yang sangat sabar, matamu menggambarkan itu sayang. Itu sebabnya aku ingin ditatap oleh kedua mata itu hingga tutup usiaku.

Kau selalu mendengarkan dengan baik apa kata ibu dan ayahmu, menjaga mereka dengan begitu pantas. Itu sebabnya aku selalu memantaskan diri agar selalu pantas kau cintai. Kau menempatkan perasaanmu di belakang perasaan banyak orang yang ada dalam hatimu. Kau selalu berusaha membahagiakanku, itu sebabnya aku tak pernah ingin membuatmu kecewa.

Hey, setahun lebih kita memulai proyek perjalanan ke surga ini, tak sekalipun pernah kuingat kau marah padaku. Kau juga tak pernah menghakimiku. Kau lah yang selalu mengingatkanku akan sebuah perlombaan: berlomba-lomba membahagiakan pasangan dan berebut kesalahan.

Aku selalu bersyukur pada Allah, sebab kau yang bersamaku saat ini. Kau telah melengkapi apa yang hilang dalam diriku. Hanya di sisimu bahagiaku seutuhnya.

Terima kasih suamiku, telah mencintaiku dengan santun, dengan sikap yang penuh rasa hormat, dengan prasangka-prasangka baik yang selalu kau tanamkan di antara kita. Di hari ulang tahunmu ini, aku hanya mendoakan kebahagiannmu, semoga apa yang kau dan aku cita-citakan dikabulkan oleh Allah dalam keadaan sebaik-baiknya. Tak ada lagi yang ingin kupanjatkan tentangmu, sebab segala yang kuminta pada Allah sudah ada dalam dirimu.

Satu-satunya yang belum terwujud saat ini adalah agar semua anak lelakiku kelak seperti engkau. Persis seperti engkau: baiknya, solehnya, perhatiannya, patuhnya pada orang tua, sabarnya, kasih sayang, dan tentu saja akhlaknya. Dan esok jika aku telah tiada, aku ingin dimakamkan di tempat yang paling memungkinkan dirimu untuk sering-sering menziarahiku. Agar aku masih bisa merasakan dari dekat kasih sayangmu.


Sekali lagi terima kasih sayang…
Selamat ulang tahun ke-26.

Dari istrimu, perempuan paling beruntung di dunia.

Comments

Most read

Di Balik Bait yang Menyentuh Hati 2

Kali ini tentang cinta. Cerdasnya itu orang yang bisa menghubung-hubungkan bait-bait alfiyah dengan cinta. Mewakili kegamanganku pula isinya. Wes jannn... santri Sarang!!! Ini saya beri sedikit tambahan kata-kata dari saya. Meskipun begitu, ide pokoknya tetap dari teman saya itu. Sayangnya, sepertinya ada yang terdistorsi karena keteledoran saya. Mau nyari lagi ketemunya lama... Ah, ya udah ini dulu ya ^_^ "Faqod yakunaani munakkaroini, kama yakunaani mu'arrofaini” "Alfiyah Ibnu Malik bab Atof bait 537" Terkadang pasangan suami istri itu ditemukan secara kebetulan sama tidak mengenalnya, dan terkadang keduanya sudah mengenal sejak kecil. Menikah adalah saat dimana ketidaksempurnaan bukan masalah yang dipermasalahkan Saat dimana ketulusan diikatkan sebagai senyum kasih Saat dimana kesendirian dicampakkan sebagai kebersamaan Saat dimana kesetiaan harga mati yang tak bisa dilelang Gadis perawan bagaikan penghalang dan satir bagi laki-laki yang